Tuesday, 4 May 2010
- Sejarah Singkat Hubungan Bilateral
Awal dibukanya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Brunei Darussalam sebenarnya telah ditandai dengan adanya saling kunjung secara tidak resmi antara pejabat tinggi kedua negara. Menjelang kemerdekaan Brunei Darussalam pada tahun 1984, Sultan Brunei Darussalam melakukan kunjungan tidak resmi ke Indonesia pada tahun 1981. Sementara itu Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH juga telah melakukan kunjungan ke Brunei Darussalam pada tahun 1982. Sejak pembukaan hubungan diplomatik Indonesia-Brunei Darussalam tanggal 1 Januari 1984, hubungan bilateral kedua negara terus berkembang dengan baik di segala bidang. - Kerjasama dan Hubungan Politik
Kedekatan hubungan Indonesia dan Brunei Darussalam ditandai dengan terus berlangsungnya saling kunjung antar para pejabat negara, pengusaha dan rakyat kedua negara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terakhir kali berkunjung ke Brunei Darussalam pada bulan Februari 2006. Sedangkan Sultan Brunei Darussalam ke Indonesia terakhir berkunjung ke Indonesia pada 9 – 11 November 2008.Pada bulan November 1999 kedua negara sepakat untuk membentuk Komisi Bersama pada tingkat Menlu untuk menggali berbagai potensi kerjasama di antara kedua negara. Pertemuan Komisi Bersama yang pertama berlangsung di Jakarta tanggal 25 Juli 2003, sementara pertemuan kedua (terakhir) diadakan di Bandar Seri Begawan tanggal 18 Agustus 2006. Pada kesempatan tersebut, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang antara lain perdagangan, kebudayaan, pertahanan, kesehatan, penerangan, ketenagakerjaan serta mendorong peningkatan hubungan antarswasta dan masyarakat kedua negara.
- Kerjasama dan Hubungan Ekonomi
Hubungan perdagangan kedua negara mengalami peningkatan setiap tahunnya. Nilai total perdagangan antara Indonesia dan Brunei Darussalam pada tahun 2008 mencapai US$ 2,476 milyar, naik dari total perdagangan tahun 2007, yaitu sejumlah US$ 1,9 milyar. Neraca perdagangan kedua negara khususnya selama lima tahun terakhir menunjukan defisit bagi Indonesia. Hal ini karena Indonesia banyak mengimpor minyak dari Brunei Darussalam. - Kerjasama Sosial-Budaya
Bidang sosial-budaya merupakan potensi kerjasama yang terlihat cenderung makin meningkat diantara RI dan Brunei Darussalam, diantaranya ditandai dengan kunjungan misi budaya/kesenian kedua negara pada berbagai kesempatan. Pada tanggal 22 April 2008 di Jakarta, Indonesia dan Brunei Darussalam telah menandatangani MoU Kerjasama di bidang Kebudayaan.
Pada Sidang I Komisi Bersama Indonesia-Brunei Darussalam di Jakarta, Juli 2003, kedua pihak sepakat pentingnya Lembaga Persahabatan Indonesia – Brunei Darussalam untuk meningkatkan saling pengertian dan kerjasama di bidang sosial budaya. Pada tanggal 24 Maret 2009 di Brunei Darussalam, telah diresmikan Brunei Darussalam – Indonesia Friendship Association (BRUDIFA). BRUDIFA sebagai sarana second-track diplomacy antara Indonesia dan Brunei Darussalam bertujuan untuk lebih mempererat hubungan dan meningkatkan kerjasama kedua negara di bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata, sosial, pendidikan dan kebudayaan. - Kerjasama lain-lain
Kerjasama kedua negara di berbagai forum regional dan internasional juga berlangsung dengan baik, seperti dalam forum ASEAN, ARF, ASEM, BIMP-EAGA, PBB, APEC, OKI, G-77, WTO. - Indonesia dan Brunei Darussalam, bersama dengan Malaysia telah membentuk Heart of Borneo (HoB) dalam rangka melindungi kawasan kawasan tersebut dari ancaman penebangan liar dan penggundulan hutan serta untuk melakukan pengelolaan hutan secara berkelanjutan. Kerjasama melalui program HoB tersebut dilakukan dengan membangun komitmen ketiga negara dalam kerangka kerjasama konservasi lintas batas dan memperkuat pelaksanaan program lapangan pada kawasan konservasi dan kawasan budidaya.
0 komentar:
Post a Comment